Cerita Pedagang Powerbank yang Maksa di Kampung Rambutan
Cerita Pedagang
Powerbank yang Maksa di Kampung Rambutan
Penulis Muhammad Adam Hussein, S.Pd
www.adamsains.us
Cerita Pedagang
Powerbank yang Maksa di Kampung Rambutan – Mengungkap realita yang terkadang
membuat seseorang bungkam. Padahal masalah ini termasuk permasalahan sosial
yang wajib diatasi. Supaya tidak banyak korban dari kasus pedagang maksa ini.
Dengan demikian, tujuan dari penulisan artikel ini bukanlah membuka aib
melainkan mengungkapkan apa-apa yang perlu diwaspadai oleh kita supaya
dikemudian hari bisa terhindar dari segala macam gangguan dari pedagang maksa
termasuk pedagang powerbank yang pernah dialami oleh adik saya di kampung
rambutan sesaat menuju pulang ke sukabumi. Untuk lebih jelas kisahnya ikuti aja
ya.
Bolehkah pedagang maksa dalam Islam?
Dalam
kaidah fiqih muamalah (jual beli) dimana syarat jual beli yang sah adalah kedua
pihak antara penjual dan pembeli memiliki kesepakatan harga yang sesuai, tidak
ada perubahan harga setelah disepakati artinya, barang yang ditawarkan harus
sesuai dengan kondisi yang sebenarnya (original) semisal tidak boleh beda merek
dalam barang tersebut karena hal itu termasuk penipuan atau jual beli yang
menipu.
Hukum
jual beli yang secara terpaksa dan dipaksa apakah penjualnya yang terpaksa
menjualnya atau pembeli yang terpaksa membayarnya adalah HARAM, tidak sah dari
perpindahan barang dan status uang dan barang. Berdasarkan firman Allah Ta’ala
yang berbunyi:
“Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang
batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka
diantara kamu.”
(QS. An-Nisaa : 29)
Artinya
barang yang kita beli menjadi tidak berfaedah karena tidak berfungsi
sebagaimana fungsinya atau terpaksa memakainya. Terbukti powerbank yang dibeli
secara terpaksa itu tidak sesuai harapan dengan kualitas barangnya. Dimana powerbank
tersebut dari kemasan merek Xiaomi tapi dari powerbanknya merek VIVO dengan
88000mAh. Dilihat-lihat memang bukan original melainkan KW. Powerbank kondisi
ringan, output kabel usb juga longgar, charger lama sampai 3 jam berlebih tapi
saat digunakan untuk charger ponsel malah bertahan beberapa menit aja. Jelas
kualitas barangnya memang rendah, sepertinya pihak produsen powerbank harus
berhati-hati dari pedagang yang menjual barang KW karena memperburuk citra
(nama baik) produsen dari produksi yang dikeluarkannya.
Untuk
lebih menguatkan ada beberapa dalil sunnah yang menyakinkan kita diantaranya.
“Rasulullah
Saw pernah melewati setumpuk makanan, lalu beliau memasukkan tangannya ke
dalamnya, kemudian tangan beliau menyentuh sesuatu yang basah, maka beliau
bertanya, “Apa ini wahai pemilik makanan?” Sang pemiliknya menjawab, “Makanan
tersebut terkena air hujan wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Mengapa kamu
tidak meletakkannnya di bagian makanan agar manusia dapat melihatnya?
Ketahuilah, barangsiapa menipu maka dia bukan dari golongan kami.” (HR. Muslim
no 102). Jika dikatakan tidak termasuk golongan kami artinya itu menunjukkan
perbuatan dosa besar dan bukan ahli sunnah waljamaah atau kata lainnya tidak
akan diakui status ummatnya oleh Muhammad Saw.
“Barangsiapa
yang menipu, maka ia tidak termasuk golongan kami. Orang yang berbuat makar dan
pengelabuan, tempatnya di neraka.” (HR. Ibnu Hibban 2: 326. Hadits ini
shahih sebagaimana kata Syaikh Al Albani dalam Ash Shahihah no. 1058).
![]() |
Sumber Foto : Dokumen Pribadi difoto dengan Oppo A71 |
![]() |
Sumber Foto : Dokumen Pribadi difoto dengan Oppo A71 |
Cerita
Pedagang Powerbank yang Maksa di Kampung Rambutan
Cerita
yang sebenarnya seperti berikut ini. Semoga menjadi pembelajaran bagi kita
semua bahwa setan itu bukan hanya dari jenis jin aja melainkan ada juga setan
yang berwujud manusia. Salah satunya setan
manusia adalah pedagang maksa ditambah curang (menipu dari kualitas barangnya).
Salahnya
apabila kita tidak berniat membeli (tidak ada uang lebih) jangan berani-berani
menawar karena kalau berani menawar samahalnya akan masuk dalam perangkapnya
hingga akhirnya akan membelinya dengan terpaksa.
Datanglah
pedagang ke bis dengan menawarkan barang-barangnya, artinya ada beberapa
pedagang yang datang namun mereka tidak memaksa. Cuma satu pedagang powerbank
yang memaksa. Kisah ini terjadi Sabtu, 23 Juni 2018 di Terminal Bis Kampung
Rambutan. Ikuti kisahnya !
Pedagang
Powerbank : “dilihat-lihat dulu bang kali
aja minat”, sambil menaruh barangnya diatas
Adikku
: “berapa bang powerbanknya,” tanya
adikku.
Pedagang
Powerbank : “15 aja,” sahutnya.
Adikku
: “15 ribu bukan bang?,” tanya kepada
pedagang.
Pedagang
Powerbank : “Iya bang, silakan pilih aja
warna hitam atau merah,” tawar pedagangnya.
Adikku
: “Warna hitam aja bang satu aja,”
permintaan adik.
Lalu
adikku memintaku untuk membayarkannya. Lalu saya membayarnya sebesar Rp.
20.000. Tapi ternyata ...
Pedagang
Powerbank : “Apa-apaan ini, 20 ribu?,”
pedagang yang menyolot.
Saya
: “Bukannya abang bilang 15 ribu jadi
saya kasih 20 ribu dong. Kalau perlu jangan dikembalian buat abang aja,”
sahut saya menjelaskan.
Pedagang
Powerbank : “Jangan menghina gitu dong,
mana ada powerbank harga 15 ribu”, sahutnya.
Saya
: “Terus berapa yang bang maksud?,”
tanya memastikan.
Pedagang
Powerbank : “Ya 150 ribu, eh salah 180
ribu. Powerbank ada mereknya juga masa dihargai murah. Bandingkan aja deh
dengan harga konter,” belaga sok pintar pedagangnya.
Adikku
: “Maaflah bang, dikira 15 itu 15 ribu
kalau abang bilangnya 150 pasti saya mengira itu 150 ribu, kalau begitu saya
enggak jadi belinya kalau harga segitu,” permintaan adikku kepada pedagang
powerbank yang maksa itu.
Pedagang
Powerbank : “Kalau begitu abang ada
berapa sanggup bayarnya,” tanya si pedagang.
Adikku
: “100 ribu aja bang gimana?” tawar
adikku.
Saya
: “Kenapa nawar harga, ada uangnya
enggak?”, tanya saya ke adik.
Adikku
: “Pinjam dulu a, terlanjur suka dengan
powerbanknya”, kata adikku yang seperti terhipnotis.
Pedagang
Powerbank : “Ayo bayar, jangan diskusi, 180 ribu ya,” sahut pedagang.
Saya
: “Maaf bang, barangnya enggak jadi dibeli oleh adik saya. Karena uangnya buat
ongkos pulang ke Sukabumi.”
Pedagang
Powerbank : “Aku enggak mau tau, kalian
mau pulang kemana itu urusan kalian, yang harus kalian lakukan bayar dari
barang powerbank ini karena udah ditawar”, sahut pedagang tidak mau peduli.
Adikku
: “A bayar aja, ada enggak?”.
Saya
: “Kenapa harus beli powerbank padahal
ini powerbank yang fina juga ada? Ya
udah ada juga 55 ribu. Ini bang.”, sahut saya rada kesal.
Pedagang
Powerbank : “Ayo kamu bayar sisanya, 15
ribu lagi aja,” sahutnya ke adikku.
Adikku
: “Ini bang 15 ribu,” mengasihnya
sambil reaksi kesal.
Pedagang
Powerbank : “Semoga selamat di
perjalanan, makasih udah beli barangnya.”, berdoa sambil berlalu turun dari
bis tersebut.
Jadi
awal bayarnya 20 ribu ditambah 55 ribu ditambah 15 ribu, total yang dibayarkan
adalah 90 ribu.
Adik
saya sebetulnya merasa terpaksa membelinya dan kesal juga dengan pedagangnya
yang bicara so manis tapi itu muslihatnya. Pedagang powerbank maksa tidak
mempedulikan pembelinya yang ia pedulikan adalah pembeli membayar barang
dagangannya. Ia saja tidak peduli dengan uang yang didapatkannya haram atau tidak.
Berarti ia tidak mempedulikan anak dan istrinya dinafkahi dengan uang haram.
Jangan heran anaknya kelak tidak akan jauh dari keburukan karena anaknya
diberikan makan dan minum dari uang yang haram. Astagfirullahal adzhim. Karena
uang dari hasil maksa dan curang (menipu dari kualitas barang) hukumnya adalah
HARAM dan TIDAK BERKAH.
Adik
saya pun diingatkan untuk tidak mendoakan keburukan kepada pedagang tersebut
biarlah Allah yang membalasnya yang memaksa dan mencurangi kita.
Kesimpulan
Pedagang powerbank ini dalam kaidah fiqih muamalah (jual beli) sudah melakukan pelanggaran yaitu pertama pemaksaan, dan kedua adalah penipuan dari kualitas barang. Maka jelaslah bahwa apa yang dilakukan oleh pedagang powerbank maksa dan menipu ini sangat merugikan sekali yang membeli produknya. Orang yang semula tidak bermaksud untuk membeli hanya bertanya malah dijebak untuk membeli barang dagangannya itu. Dengan dalih, ia sudah jauh dari kampung rambutan ke daerah lain. Sedangkan, dalih itu hanya jebakan untuk dikasihani. Toh, pedagang powerbank yang maksa ini tidak membayar sedikitpun ke kenektur. Bahkan, ketika pedagang powerbank tersebut turun dari bis, kenektur pun ikut turun dan mengikuti ke arahnya. Jelaslah ia akan meminta jatahnya. Apabila kenektur itu peduli terhadap penumpangnya pasti ia akan membantu untuk tidak tertipu oleh pedagang dan bahkan menurunkan pedagang tersebut. Namun kenyataannya, sebaliknya. Bahkan terlihat jelas lagi, ketika tiba-tiba arah tujuan bogornya tidak sampai ciawi padahal sebelum naik ia menyetujui akan mengantarkan ke ciawi. Akhirnya, kami pun turun dari bis tersebut.
Pedagang powerbank ini dalam kaidah fiqih muamalah (jual beli) sudah melakukan pelanggaran yaitu pertama pemaksaan, dan kedua adalah penipuan dari kualitas barang. Maka jelaslah bahwa apa yang dilakukan oleh pedagang powerbank maksa dan menipu ini sangat merugikan sekali yang membeli produknya. Orang yang semula tidak bermaksud untuk membeli hanya bertanya malah dijebak untuk membeli barang dagangannya itu. Dengan dalih, ia sudah jauh dari kampung rambutan ke daerah lain. Sedangkan, dalih itu hanya jebakan untuk dikasihani. Toh, pedagang powerbank yang maksa ini tidak membayar sedikitpun ke kenektur. Bahkan, ketika pedagang powerbank tersebut turun dari bis, kenektur pun ikut turun dan mengikuti ke arahnya. Jelaslah ia akan meminta jatahnya. Apabila kenektur itu peduli terhadap penumpangnya pasti ia akan membantu untuk tidak tertipu oleh pedagang dan bahkan menurunkan pedagang tersebut. Namun kenyataannya, sebaliknya. Bahkan terlihat jelas lagi, ketika tiba-tiba arah tujuan bogornya tidak sampai ciawi padahal sebelum naik ia menyetujui akan mengantarkan ke ciawi. Akhirnya, kami pun turun dari bis tersebut.
Pedagang
powerbank yang maksa semoga diberikan hidayah oleh Allah SWT. Supaya tidak
melakukan berulang kali memaksa dan menipu pembelinya. Dan bisa menjual barang
dagangnya dengan jujur tanpa pemaksaan apalagi dengan cara menipu. Aamiin
Allahumma Aamiin.
Dengan
demikian, yang harus diwaspadai dari pedagang maksa seperti ini adalah:
- Jangan sentuh barangnya apabila tidak berniat untuk membelinya.
- Jangan bertanya harga apabila tidak memiliki cukup uang untuk membelinya. Karena mereka akan mengecoh harga awal menjadi harga yang dinaikkan.
- Jangan tertipu dengan omongan manisnya karena pada hakikatnya kalimat manis yang ia gunakan hanya mengelabui dan cenderung kita diposisikan salah sehingga harus membayar barang dagangannya.
- Berhati-hatilah apabila kita emosi karena belum tentu penumpang lain membantu kita. Kecuali kita berani menanggung risiko bila harus berkelahi.
- Jangan lupa banyak-banyak berdoa, keselamatan selama di perjalanan maupun sampai tujuan, dihindarkan dari pedagang yang maksa dan curang, pengamen yang maksa, dan penjahat jalanan lainnya. Sekalipun tidak semua orang jalanan itu jahat, tapi waspada itu harus.
Berakhirlah
sudah artikel Cerita Pedagang Powerbank yang Maksa di Kampung Rambutan.
Semoga memberi manfaat berupa pembelajaran dan hikmah bagi kita supaya
terhindarkan diri dari penipuan dan pemaksaan dari pedagang. Umumnya di
terminal dimanapun itu suka ada aja pedagang yang maksa atau curang. Sebab
wajib waspada dimana pun itu jangan lupa banyak berdoa supaya tidak terjadi hal
yang tidak diinginkan oleh kita semua.
SUMBER
REFERENSI
Al Qur’an Digital & Terjemahan 2.1 CHM
Muhammad Abduh Tuasikal, M.Sc. 8 April 2014.
Penipuan dan
Pengelabuan dalam Jual Beli.
https://rumaysho.com/7154-penipuan-dan-pengelabuan-dalam-jual-beli.html
SUMBER ARSIP
Muhammad Adam Hussein, S.Pd
Cerita
Pedagang Powerbank yang Maksa di Kampung Rambutan
Sukabumi, 26 Juni 2018
Posting Komentar untuk "Cerita Pedagang Powerbank yang Maksa di Kampung Rambutan"
Posting Komentar
BACALAH SEBELUM BERKOMENTAR
Dilarang berkomentar dengan akun Unknow, akun Profil Tidak Tersedia, akun yang tidak dengan nama asli. Dilarang berkomentar dengan menaruh link didalam komentar baik link hidup maupun link mati.
Kenapa?
Karena kami tidak akan menayangkan komentar-komentar tersebut. Kami hanya menayangkan komentar yang relevan (sesuai dengan topik yang sedang dibahas) dan komentar yang berbobot dan bermanfaat. Tidak untuk komentar basa-basi seperti: nice info, keren gan, makasih infonya, mantap, dan lainnya. Jadi daripada sia-sia lebih baik ikuti aturan main berkomentar di blog ini.